Batam (Kepri), Lidiknews.co.id – Mempertimbangkan kebutuhan yang mendesak untuk dilakukannya pengembangan Bandara Hang Nadim, BP Batam berkomitmen penuh untuk melakukan upaya-upaya percepatan pada keseluruhan jadwal pelaksanaan Fasilitas Pengembangan Proyek dan pendampingan Transaksi , hal ini agar dapat sesegera mungkin memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Batam terhadap peningkatan pelayanan Kebandarudaraan, serta mendukung konsep besar pengembangan kawasan berbasis Logistics Aerocity, yang sejalan dengan rencana pengembangan berbasis Kawasan Logistik Industri Perdagangan dan Pariwisata (KLIPP).
Kepala BP Batam Lukita Dinarsyah Tuwo mengatakan, Terminal penumpang yang ada saat ini kurang memadai dalam mengikuti pesatnya pertumbuhan permintaan pergerakan lalu lintas udara, sehingga menyebabkan kemacetan dan antrian panjang di area-area pemrosesan penumpang pada Jam-jam sibuk di Bandara HN.
“Proyek ini bertujuan untuk mendapatkan tenaga ahli Internasional di bidang pengelolaan Bandara, dan Investasi dalam peningkatan kualitas fasilitas Bandara,” ujar Lukita saat membuka acara Kick-off Meeting Pelaksanaan Fasilitas Penyiapan Proyek dan Pendampingan Transaksi Proyek KPBU Bandara Hang Nadim, Jum’at (30/11/2018) di Gedung IT BP Batam.
Untuk itu, BP Batam saat ini menggesa Proyek Pengembangan Bandara Hang Nadim Batam yang akan bertransformasi menjadi bandara kelas dunia. Proyek ini akan meningkatkan kualitas Bandara HN melalui, renovasi, perluasan, pengelolaan dan pemeliharaan terminal penumpang eksisting (T1), pembangunan, pengelolaan dan pemeliharaan terminal penumpang baru (T2), infrastruktur sisi darat, infrastruktur sisi udara pendukung lainnya. Relokasi dan pembangunan terminal kargo, serta konsep pengembangan rencana induk BTH dengan konsep Logistics Aerocity.
Proyek ini akan dikembangkan dalam skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dengan memanfaatkan dana fasilitas Pengembangan Proyek dan Pendampingan Transaksi (Project Development Facility) dari Kementerian Keuangan yang dilaksanakan oleh PT Sarana Multi Infrastruktur (“Persero” (“PT SMI”) sebagai Badan Usaha Milik Negara (“BUMN”) di bawah Kementerian Keuangan.
Rencana BP Batam ini didukung oleh Kementerian Keuangan, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP), dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Untuk mewujudkan hal tersebut, BP Batam dalam waktu dekat akan segera mengadakan kegiatan penjajakan minat pasar (market sounding) kepada para investor yang berminat untuk proyek ini (nasional maupun internasional), yang juga merupakan proyek KPBU bandara pertama di Indonesia.
BP Batam berencana memulai proses prakualifikasi pada bulan Desember 2018, dengan pemenang lelang ditargetkan dapat terpilih pada awal Semester II-2019.
“Perkiraan nilai investasi proyek pengembangan Bandara Hang Nadim ini adalah Rp.3,9 Trilyun dengan luas yang akan dikerjasamakan seluas 366 ha. Pembangunan konstruksi berupa perbaikan dan perluasan terminal 1 akan dilakukan pada September 2019 dan selesai pada 2020 yang kemudian dilanjutkan dengan pembangunan konstruksi Terminal 2 dan kargo pada tahun 2021,” Imbuhnya.
Proyek ini diharapkan memberikan Level of Service “optimum” (sesuai definisi IATA) bagi para penumpang, di mana diharapkan Bandara HN dapat mengakomodasi pertumbungan penumpang setiap tahunnya, yang berarti, para penumpang akan dapat melewati proses di bandara lebih cepat daripada sebelumnya, sehingga membantu warga setempat, wisatawan, dan para penumpang yang melakukan perjalanan. Seiring bertambahnya kapasitas terminal, kapasitas dan/atau frekuensi penerbangan akan meningkat dan maskapai penerbangan akan bersaing lebih ketat dalam layanan atau harga untuk menarik wisatawan baru dan penumpang yang melakukan perjalanan bisnis serta memberikan kesempatan yang lebih besar bagi warga Batam untuk bepergian.
Perluasan terminal kargo dan pembangunan hub logistik NRI dapat membuka peluang baru bagi penyelenggara jasa logistik dan perusahaan-perusahaan perdagangan elektronik.
Selain tujuan di atas, melalui pengembangan kawasan Bandara Hang Nadim yang berbasis Logistics Aerocity, diharapkan dapat mendukung daya saing nasional melalui penurunan biaya-biaya supply chain dengan memanfaatkan keunggulan srategis Batam sebagai pusat pertumbuhan ekonomi regional serta kawasan Free Trade Zone Batam sebagai salah satu penggerak perekonomian nasional.
Lukita menambahkan bahwa proyek ini dapat membantu Batam mencapai target pertumbuhan PDRB Batam yang ditargetkan sebesar 7% dalam dua tahun.
“Proyek ini bertujuan untuk mendorong peningkatan yang signifikan pada perdagangan, investasi, dan PDB dengan cara menyediakan transportasi yang cepat dan dapat diandalkan dengan pilihan destinasi yang lebih banyak, frekuensi yang lebih tinggi, dan fleksibilitas jadwal yang lebih besar bagi para investor dan warga. Melalui Proyek ini, Indonesia dan Batam akan mempunyai posisi yang lebih baik dalam bersaing meraih Investasi Asing Langsung (Foreign Direct Investment/FDI) dengan Malaysia, Singapura, dan Thailand. Proyek ini diharapkan dapat membantu Batam mencapai target Pertumbuhan PDRB-nya sebesar 7%,” kata Lukita.. (red)
Discussion about this post