SURABAYA (JATIM), Lidiknews.co.id – Oknum aparat kepolisian di Kabupaten Mimika, Papua diminta tidak main hakim sendiri. Itu dikemukakan Haludin Ma’waledha, Ketua Ikatan Wartawan Online (IWO) Provinsi Jawa Timur, melalui pers rilis WhatsApp (WA) pada awak media ini, Minggu (12/11/2017), saat dimintai tanggapannya terkait pengeroyokan Saldi Hermanto, Wartawan Okezon oleh sekelompok oknum aparat kepolisian di Mimika.
Semestinya mereka sebagai oknum aparat penegak hukum tidak melakukan cara-cara yang bertentangan dengan hukum itu sendiri, “tandas Haludin Ma’waledha.
Dia menambahkan, Indonesia merupakan negara hukum karena itu, tidak lah sempantasnya oknum aparat penegak hukum melakukan tindakan secara berlebihan seperti mengeroyok wartawan.
Jika, memang kritikan Saldi, salah satu wartawan di Mimika itu melalui akun facebooknya, telah dianggap menyinggung aparat kepolisian yang bertugas, maka aparat kepolisian dapat menempuh jalur hukum. Bukan main hakim sendiri yang ujung-ujungnya, juga melanggar hukum itu sendiri.
Karena itu, Ketua IWO Jawa Timur berharap permaslahan tersebut dapat dimediasi oleh IWO Mimika, jika sudah ada, kalau belum ada, maka komumitas wartawan setempat dapat menemui Kapolres Mimika untuk mencari solusi terbaik atas peristiwa tersebut.
Seperti diberitakan media lokal di Mimika, Papua menyebutkan, Sabtu (11/11l) sekira pukul 22.50 WIT, Saldi Hermanto, Wartawan Okezone, dikeroyok sekelompok oknum anggota Polres Mimika.
Pengeroyokan itu membuat wajah Saldi tampak pecah di bagian kiri. Bagian lain wajahnya tampak bengkak dan lebam. Saldi juga mengaku dirinya mengalami sakit pada bagian rusuk kanan.
“Saya dikeroyok sekitar enam sampai delapan orang di Pos Terpadu. Sampai di Polres, saya kembali dipukuli oleh anggota Brimob di pos penjagaan,” cerita Saldi kepada wartawan di SPKT Polres Mimika.
Kasus tersebut diduga bermula dari kegiatan pasar malam di Lapangan Indah. Saat itu sempat terjadi kericuhan. Saldi saat itu bersama anaknya di lapangan langsung mengkritik aparat melalui akun status facebook.
Diduga kuat, kritik tersebut dianggap oleh aparat kepolisian dalam hal ini Satuan Sabhara Polres Mimika sebagai pelecehan. Oknum aparat Sabhara Polres Mimika lalu menciduk Saldi yang pada saat itu telah berada di depan Satlantas Polres Mimika. Saldi kemudian dibawah ke Pos Terpadu di Jalan Budi Utomo.
Pemimpin Redaksi Salam Papua, Fidelis Sergie Jeminta kepada wartawan mengutuk tindak pengroyokan tersebut. Menurutnya, tindakan oknum sekelompok polisi tersebut tidak mencerminkan tugas sebagai aparat penegakan hukum.
“Yang lakukan penembakan di Tembagapura saja tidak dibikin begitu, malah diajak negosiasi. Apa yang dialami Saldi tidak manusiawi, teman-teman bisa menyaksikan sendiri. Harusnya mengedepankan penegakan hukum, bukan penganiayaan,” kata Fidel dengan nada kecewa.
Kasat Reskrim Polres Mimika, AKP Vox Dei Paron Helan SIK, mengakui peristiwa pengeroyokan tersebut. Personel polisi yang terlibat, menurutnya segera diperiksa oleh provost.
“Yang jelas kepolisian, Polres Mimika memohon maaf terkait adanya kejadian malam ini,” katanya. (iwo/rais)
Discussion about this post