TANJUNGPINANG – Saat ini arus globalisasi sudah tak terbendung, perkembangan teknologi semakin canggih. Dunia kini telah memasuki era revolusi industri yang disebut dengan istilah 4.0, industri yang menekankan pada pola digital economy, artificial intelligence, big data, robotic dan lain sebagainya atau dikenal dengan fenomena disruptive innovation.
LIDIKNEWS.CO.ID- Walikota Tanjungpinang H. Syahrul, S.Pd pada saat memebrikan Orasi Ilmiah pada sidang terbuka senat STTI Tanjungpinang dalam rangka Wisuda ke-VIII tahun akademik 2018/2019 di Hotel Aston Tanjungpinang, Sabtu (23/3).
Lebih lanjut, Syahrul menjelaskan bahwa revolusi digital dan era disrupsi teknologi adaIah istilah lain dari industri Four to O (4.0). Disebut revolusi digital karena terjadinya proliferasi komputer dan otomatisasi pencatatan disemua bidang. “Industri 4.0, dikatakan era disrupsi teknologi karena otomatisasi dan konektivitas di sebuah bidang akan membuat pergerakan dunia industri dan persaingan kerja menjadi tidak linear,” jelas Syahrul.
Menghadapi tantangan tersebut, sambung Syahrul, mau tidak mau perguruan tinggi, termasuk STTI Tanjungpinang pun dituntut untuk berubah dan mampu menterjemahkan revolusi industri 4.0 ini. “Revolusi Industri 4.0 mengharuskan perguruan tinggi harus adaptif, jika tidak ingin tergilas waktu yang bergerak demikian cepat,” ungkapnya.
Selain itu, Syahrul juga menjelaskan bahwa Tantangan revolusi industri 4.0 kedepan sangat besar tantangan dimaksud antara Iain perkembangan teknologi yang demikian pesat. Cara promosi dan marketing juga telah berubah. Generasi milenial jumlahnya sangat besar. Perguruan tinggi, termasuk STTI Tanjungpinang harus berubah semakin maju, karena perubahan di luar sana semakin cepat.
“Untuk itu, pada kesempatan ini saya berharap para akademisi di STTI Tanjungpinang dapat berperan dalam mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, dan saya tekankan wajib hukumnya bagi setiap mahasiswa untuk berada pada garda terdepan dalam menyikapi revolusi industri 4.0 dengan kreativitas yang mumpuni,” harap Syahrul.
Menghadapi era industri 4.0, Syahrul juga mengharapkan alumni STTI Tangpinang mampu membawa tiga perubahan untuk kemajuan daerah, perubahan yang dimaksud adalah maindset yaitu perubahan pola pikir yang berorientasi kepada kualitas kerja, perubahan prilaku, skillset yaitu perubahan yang mengacu pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan, berkreasi dan berinovasi sesuai dengan tuntutan revolusi 4.0.
Kepada Ketua Yayasan Penelitian dan Pengembangan Komputer Indonesia Tanjungpinang, Syahrul berharap untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) tenaga pengajar di STTI Tanjungpinang. Perlu dibuat roadmap yang jelas apa yang perlu dicapai dapat sesuai target.
“Program kerja memang harus disusun berdasarkan kondisi objektif untuk mencapai visi kedepan perlu ada konsisten, program, budget dan strategi, hasil penelitian menunjukkan 60 persen kualitas pendidikan tinggi ditentukan oleh para tenaga pengajarnya, karena mereka yang mengajar, mereka yang melakukan penelitian, mereka yang menguji dan merekalah segala-galanya, sertifikasi sangat penting, tenaga pengajar yang sudah sertifikasi jalan lebih ringan,” jelasnya pada akhir penyampaian orasinya.
Acara tersebut ditutup dengan penandatanganan Nota Kesepakatan antara STTI Tanjungpinahg dengan Pemerintah Kota Tanjungpinang tentang peningkatan mutu sumber daya manusia ASN bidang teknologi informasi di lingkungan Pemerintah Kota Tanjungpinang.
Sumber/poto : R/Red
Discussion about this post