PADANG, Lidiknews.co.id – Daerah Provinsi Sumatera Barat merupakan daerah potensi investasi wisata yang dapat mendunia. Kita berharap akan muncul Bali-Bali baru yang mampu menyedot perhatian dunia terhadap kunjungan wisata di Indonesia.
Hal ini disampaikan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia Thomas Trikasih Lembong dalam sambutannya pada acara Welcoming Dinner to All Regional Investment Forum Delegation, di Gubernuran Minggu malam (15/10/2017).
Hadir dalam kesempatan itu utusan delegasi 15 negara, para investor asing peserta Regional Investment Forum (RIF) Gubernur Irwan Prayitno, Forkopimda, Wakil Gubernur Nasrul Abit, Bupati Walikota se Sumatera Barat.
Thomas Lembong menjelaskan, saat ini dinegara-negara kelas menengah tengah mengembangkan diri dalam memberikan pelayanan terhadap berbagai hal terhadap gaya hidup untuk berdarma wisata masyarakat dunia. Lihatlah China dengan penduduk terbesar di dunia, India, Asean yang sedang berbenah dalam pengembangan kunjungan wisata dunia.
Tak terkecuali di Indonesia yang selama ini hanyalah dikenal Bali sebagai pusat wisata dunia di Indonesia juga telah ada 10 Destinasi yang telah berkembang pesat. Menado yang dahulu tak ada apa-apanya setelah penyelenggaraan RIF tahun lalu telah ikut berkembang menjadi tujuan wisata indah di Indonesia.
Kita berharap Sumatera Barat yang memiliki potensi ragam wisata yang cukup besar, pemandangan alam yang indah dengan lembah, gunung, danau, sungai, makanan kuliner yang enak dan lezat juga memiliki budaya yang luar biasa. Begitu banyaknya kawasan wisata di Sumatera Barat butuh sentuhan para investor dalam pengembangannya. Kita berkeyakinan suatu waktu Sumatera Barat akan mampu menjadi daya tarik wisata dunia, ungkapnya.
Gubernur Iwan Prayitno dalam kesempatan itu menyampaikan, potensi wisata Sumatera Barat sangat baik untuk dikembangan, dengan filosofi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah dengan sebutan masyarakat minangkabau menganut sistem kekerabatan matrilineal. Sistem matrilineal adalah suatu sistem yang mengatur kehidupan dan ketertiban suatu masyarakat yang terikat dalam suatu jalinan kekerabatan dalam garis ibu.
Seorang anak laki-laki atau perempuan dalam keluarga merupakan bagian garis keturunan/klan yang dibawa oleh darah ibu mereka. Ayah dalam keluarga inti tidak dapat memasukkan anaknya ke dalam sukunya sebagaimana yang berlaku dalam sistem patrilineal yang dianut oleh mayoritas suku lainnya di Indonesia. Dengan kata lain seorang anak yang terlahir dengan latar belakang orang tua Minangkabau akan mengikuti suku ibunya.
Asal-usul sistem matrilineal dan merantau sampai saat ini belum dapat dijelaskan dengan bukti empiris dan hanya dapat dijawab oleh cerita-cerita mitos, asal-usul mengapa suku Minangkabau memegang sistem matrilineal menjadi menarik untuk diketahui karena tidak banyak suku di Indonesia, bahkan di dunia, yang mempraktikkan sistem ini.
Sistem matrilineal, bersama dengan kebudayaan merantau, telah mengakar dalam kebudayaan Minangkabau sejak lama dan kedua hal ini termasuk faktor dominan yang membentuk masyarakat Sumatera Barat hingga sekarang, ujarnya.
Irwan Prayitno juga menerangkan , keunikan budaya dan keindahan alam serta macam ragam kuliner yang enak-enak menjadikan Sumatera Barat sebagai daerah kunjungan wisata keluarga yang terbaik.
Masyarakatnya yang dominan beragama Islam, mengisyarakat pengembangan wisata tetap dalam menjaga keutuhan kelestarian budaya daerah dan dinamika masyarakatnya yang pandai berkomunikasi, ” budaya ma ota “, berdiplomasi, berdagang dan pengembangan pendidikan.
Dan kemajuan dunia pariwisata Sumatera Barat diharapkan akan mampu meningkatan usaha-usaha masyarakat terutama UMKM, yang hampir diseluruh kabupaten kota memilikinya dengan berbagai khas daerah masing-masing, terang Irwan Prayitno. (zardi iwo)
Discussion about this post