KEPRI, Lidiknews.co.id– BPNB Kepri salah satu unit kerja Kemendikbud di Kepri dikejutkan oleh peristiwa pada Senin pagi (09/10) lalu. Kantor yang biasanya tenang dan sepi tiba-tiba tersentak oleh adu mulut dan nyaris adu fisik antara MSW dan TS sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), sempat terjadi saling tarik dan dorong antara keduanya, keduanya sudah saling berhadapan bersiap dengan posisi saling pukul. Beruntung cepat dipisahkan oleh karyawan lainnya yang kebetulan berada tidak jauh dari lokasi kejadian.
Kamis (12/10) menurut rilis pada media ini, “mengatakan peristiwa itu membuat suasana kantor mencekam dan menghilangkan semangat kerja para pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) di BPNB Kepri.
Menurut informasi, TS yang merupakan kepala kantor di UPT tersebut sedang berangkat ke pekanbaru. Informasi yang diperoleh awak media ini. Setelah peristiwa itu, “TS langsung berangkat ke Pekanbaru untuk mengikuti salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh BPNB di Pekanbaru.”
Menurut rilis pada media ini dari MSW dan rekan kerjanya yang bertugas di perpustakaan, membenarkan peristiwa tersebut.
“MSW katanya dengan rasa kecewa dan marah menuturkan, “bahwa TS selama memimpin di BPNB tidak membawa lembaga ini ke arah yang lebih baik. Perkataannya tidak bisa dipercaya, dan tindakannya juga tidak sesuai dengan perbuatannya. Berbagai kesempatan selalu mengatakan untuk membangun kebersamaan, tetapi kenyataannya hal itu jauh dari harapan,” tuturnya.
Lanjutnya, MSW,” bahwa baru-baru ini orang tuanya meninggal dunia namun perhatian dari BPNB kepada dirinya tidak bisa diharapkan. Kejadian itu dialaminya bukan hanya kali ini saja, tetapi pada saat istrinya dioperasi dirumah sakit juga tidak ada perhatian dari BPNB Kepri tempatnya bekerja. Begitu juga ketika salah seorang karyawan di BPNB Kepri meninggal dunia yang bernama Selamat Rianto, juga tidak ada perhatian terhadap keluarga yang ditinggalkan. Kalau dahulu kenangnya, setiap ada musibah maka pimpinan akan datang mengatasnamakan kantor menyampaikan secara langsung rasa turut berduka cita, bahkan pernah teman kami ada yang meninggal dunia, teman-teman diperintahkan oleh kepala kantor yang lama untuk datang dan turut serta mengantarkan jenazah hingga ke liang lahat. Suasana yang tidak perduli ini sangat terasa sejak kepemimpinan BPNB Kepri di bawah TS,” terangnya.
Hal itu bertentangan dengan komitmen TS yang sering mengucapkan kata kebersamaan, nyatanya semu belaka. Tidak ada yang bisa diharap dari perkataannya. Tambahnya lagi, masak TS tidak mengetahui prihal orang tuanya meninggal, padahal dalam komunikasi watshap sudah jelas ada ucapan duka dari TS, tapi setelah sekian lama TS mengatakan tidak mengetahui bahwa orang tua saya (MSW-red) meninggal dunia. Itu namanya orang pembohong, munafik dan tidak bisa dipegang perkataannya, kesal MSW.
Berbagai hal itu mengumpal dalam hati dan tertahan tidak mampu diluapkan. Namun, saat senin pagi, saya tidak dapat lagi menahan kekecewaannya karena mendapat teguran yang tidak mengenakkan dari TS. TS menegur saya karena tidak apel pagi, itu yang membuat kekesalan dihati saya, sebab jika orang lain yang tidak apel, TS tidak menegurnya. Ditambah lagi segudang kekecewaan yang menimpa dirinya terhadap BPNB Kepri dengan kepemimpinan TS yang baru berjalan beberapa bulan saja. tutup MSW.
Kejadian tersebut sungguh sangat disayangi, sebagai instansi Vertikal, apa lagi oknum yang bersengketa seorang pimpinan yang harusnya memberi contoh teladan terhadap bawahannya.
Sampai berita ini diunggah media ini belum bisa konfirmasi dengan TS juga selaku Kepala BPNB Kepri. (rais)
Discussion about this post