KEPRI- Salak Sari Intan merupakan salah satu plasma nutfah asli dan dijadikan ikon Bintan. Salak Sari Intan merupakan hasil perpaduan antara salak pondoh dan salak bali. Salak ini memiliki ciri khasnya adalah rasa manis dan harum, kandungan vitamin C tinggi, rasanya tidak sepat, daging tebal, sedikit agak mirip dengan salak pondoh. Salak Sari Intan memiliki tiga jenis yaitu sari intan 48, sari intan 541 dan sari Intan 295. Salak sari intan asal biji diperkirakan baru menghasilkan buah setelah berumur enam tahun, namun bila dengan cangkok dapat berproduksi lebih cepat.
LIDIKNEWS.CO.ID- Sejak tahun 2016 sampai dengan sekarang permintaan buah Salak Sari Intan di Provinsi Kepri terus meningkat, sayangnya hal ini tidak sejalan dengan ketersediaan bibit bermutu. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan salak yang diawali dari perbenihan. Ketersediaan benih yang bermutu dan jumlah yang memadai menentukan keberhasilan tanaman. Perbenihan salak yang harus diperhatikan supaya tanaman salak cepat berbuah adalah teknik perbanyakan.
Untuk menghasilkan benih salak sari intan yang sama kualitasnya dengan induknya, mudah dan murah yaitu melalui pencangkokan. Harapan hasil pembibitan cangkok dapat dikembangkan di wilayah sentra yaitu Desa Lancang Kuning, Toapaya dan Bintan Timur Kabupaten Bintan.
Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kepulauan Riau, Dr. Ir. Sugeng Widodo, MP., menyampaikan BPTP Kepri melalui kegiatan inhose melakukan perbanyakan bibit salak Sari Intan dengan cangkok. Teknologi perbanyakan dengan cangkok ini memiliki beberapa kelebihan yaitu tanaman yang dihasilkan cepat berbuah (1,5 – 2,5 tahun mulai berbuah), sifat tanaman yang dihasilkan sama dengan induknya dan dapat dipastikan terlebih dahulu tanaman jantan/betina. Kamis 4 Juni 2020.
Dari sisi agroekosistem dan tanah cukup sesuai karena lokasi pengembangan salak di Kabupaten Bintan memiliki karakteristik tanah yang mendukung. Kondisi lahan secara umum terdiri dari tanah Organosol dan Clay Humik, Podsol. Padsolik Merah Kuning, serta Litosol dan Latosol yang tanah dasarnya mempunyai bahan granit. Keadaan iklim di Kabupaten Bintan beriklim tropis dengan temperatur rata-rata minimum 23,9o C, maksimum rata-rata 31,8 o C (BPTP Kepri, 2019).
Melli Fitriani, Peneliti BPTP Kepri menjelaskan beberapa alat dan bahan yang harus dipersiapkan dalam melakukan pencakokan, yaitu parang, pahat dan palu kayu, wadah menggunakan bekas botol air mineral dan bahan berupa tanah hitam, pupuk kandang dan zat pengatur tumbuh (bisa menggunakan limbah bawang merah 75 g/anakan, rootone F 50 mg/anakan dan POC urine sapi 5 ml/anakan. ZPT ini berfungsi menginduksi akar dan memberikan hasil positif pada cangkokan salak.
Lanjut Melli, hal yang harus diperhatikan lagi dalam mencangkok adalah pemilihan pohon induk. Tanaman salak dapat digunakan sebagai pohon induk apabila sudah berproduksi secara mantap dan berumur 6 – 7 tahun, sehat, bebas hama penyakit, jumlah tunas/anakan yang mampu dicangkok dari satu pohon induk maksimal 3 – 5 tunas, namun idealnya 2 tunas dan pohon induk dipelihara secara optimal. Selain itu pemilihan anakan/tunas yang akan dicangkok telah berdaun 3-4 pelepah daun yang sudah membuka sempurna.
tahapan mencangkok anakan salak Sari Intan
1. Membersihkan tapas dan pelepah daun tua/kering dari pohon induk agar tidak mengganggu pada waktu mencangkok menggunakan parang atau alat potong lainnya.
2. Apabila pangkal anakan tertutup tanah, digali terlebih dahulu.
3. Menyemprotkan ZPT sesuai dosis yang dianjurkan.
4. Memasang wadah (botol bekas air mineral) pada anakan. Wadah sebelumnya telah dilobangi.
5. Mengisi wadah dengan campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. tanah yang diisi ke wadah harus padat agar tidak pecah ketika dipindahkan ke polybag.
6. Cangkokan sebaiknya disiram jika kondisi kering. Oleh karena itu pencangkokan sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan.
7. Anakan hasil cangkok dapat dipindahkan ke polybag setelah muncul akar yang cukup kuat, 2,5-3 bulan setelah cangkok.
8. anakan di persemaian diberi naungan dan dipupuk dengan 5 gr NPK/ polybag sebagai tambahan nutrisi agar pertumbuhan akar lebih kuat sebelum dipindah ke lapangan.
8. Ketersedian air juga harus diperhatikan selama dipersemaian. Penyiraman dilakukan 1 atau 2 hari sekali.
10. Anakan dapat ditanam dilapangan setelah berumur 2-3 bulan dipersemaian untuk meminimalisir kematian dilapangan.
“Cara lain perbanyakan tanaman salak dapat dilakukan secara generatif (biji). Bibit salak diambil dari biji pohon salak yang bermutu. Cara perbanyakan generative (dengan biji) ini sudah jarang dilakukan karena memiliki kelemahan yaitu tanaman yang dihasilkan tidak selalu sama dengan induknya, berbuah waktu lama (6th an bahkan lebih),” Jelas Melli.
Penulis : Melli Fitriani dan Sugeng Widodo/Redaksi
Discussion about this post