SIKAKAP (SUMBAR), Lidiknews.co.id– Pemerintah memberikan perhatian besar tehadap percepatan pembangunan Kabupaten Kepulauan Mentawai sebagai daerah 3 T (Termiskin, Tertinggal dan Terluar).
Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Sumatera Barat pada acara Penyerahan Bantuan Kapal Ikan, Rumah Nelayan dan peresmian Pasar Ikan Higenis di Sikakap Kepulauan Mentawai, Rabu ( 17/1/2018). Hadir dalam kesempatan tersebut , Dirjen Pengelolaan Ruang Laut Bramantio , Kepala Perum Perikanan Indonesia Rusyianto, Bupati Ydas Sabaggalet, Kadis Perikanan Kelautan Ir. Yosmeri, Kadis Perhubunvan Drs. Amran, serta beberapa staf Dinas Kelautan pemprov. Sumbar dan Beberapa Pejabat dilingkungam Pemkab Mentawai.
Wagub Lebih Lanjut menyampaikan, kita Berterim kasih ke pemerintah pusat yang telah memberikan perhatian besar dal pengembangam itu, baik dalam rencana pembangunan Trans Mentawai Laut dan Trans Mentawai Darat. Yang kedua-duanya akan bersinergis dalam memajukan pembangunan di Mentawai.
Kita menyadari postensi masyarakat Mentawai, pisang, coklat, talas, dan kopra yang saat ini terkendala dengan masalah tranpostasi. Seperti harga pisang satu sikat harganya 15.000, ketika melakukan kunjungan kerja di Tiniti Barat Daya Siberut, sementara biaya transportasinya membawa keluar lebih Rp. 50.000, sehingga masyarakat tidak sangup lagi menjual, berapa lagi mau dijual, ungkap Nasrul Abit sedih.
Wagub Nasrul Abit juga menyampaikan, hari ini kita sangat senang dengam semangat Bupati yang ingin memajukan pembangunan pertumbuhan ekonomi dengan memanfaatkan potensi laut yang cukup besar . Ada ikan Tuna, Cakalang, Lopster, Grapu serta jenis ikam lainnya.
Oleh karena itu kita meminta melalui Kementerian Kelautan kepada Perum Perikanan Indonesia agar melakukan pelatihan penangkapan ikan tuna bagi masyarakat nelayan di Mentawai.
Dan berharap potensi ikan Mentawai dapat diterima Perum Perikanan Indonesia dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan Mentawai. Oleh karena itu pembangunan pengembangan potensi laut sebagai upaya mengeluarkan Mentawai dari daerah Tertingga dan Termiskin, sehingga Mentawai dalam beberapa Tahun kedepan Mentawai keluar dari daerah tertinggal, Pemprov Sumbar siap memfasilitasi, memback up kerjasam Perum Perikanan Indonesia dengan Pempkab Mentawai, pinta Nasrul Abit.
Wagub Nasrul Abit juga menyampaikan, saat dalam hitungan ada sekitar 2,4 Triliun kebutuhan pembiayaan cepatan pembangunan . Dan saat ini juga Sumatera Barat telah memiliki perda Zonasi, yang telah memetakan potensi zona laut Sumbar sesuai dengan kebutuhan peruntukannya.
Dan karena Kepulauan Mentawai merupakan daerah terluar Bagian Barat Indonesia, potensi laut yang cukup luas ini perlu dilakukan pengawasan, terutama kegiatan nelayan yang melakukan penangkapan ikan dengan cara-cara merusak karang, lewat bom dan illegal fishing.
Atas nama pemerintah provinsi Sumatera Barat meminta bantuan satu unit kapal pengawasan yang memiliki kecepalan 38 not/perjam, harap Nasrul Abit.
Dirjen Pengelolaan Ruang Laut Bramantio dalam kesempatan menyampaikan, pemerintah pusat menitik beratkan pembanguan pada daerah-daerah titik terluar sebagai bahagian dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan Republik Indoesia dari pinggir. Pulau-pulau terluar sebagai garda terdepan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu pemerintah akan memberikan perhatian dalam memajukan daerah terluar sesuai dengan potensi terutama potensi laut.
Ada tiga buah pulau terluar di Kepulauan Mentawai dari 111 pulau di Indonesia. Untuk itu mohon dukungan dan peranserta masyarakat dalam pembangunan potensi kelautan untuk kesejateraan masyarakat, ujarnya.
Bupati Yudas dalam kesempatan itu menyampaikan, pemkab Mentawai bertekad akan memanfaat potensi laut dalam memacu pertumbuhan ekonomi daerah. Dengan potensi laut yang begitu besar tentu juga akan menjadi kekuatan kemajuan masyarakat Mentawai nantinya. Kita amat berterima kasih atas segala bantuan yang mengalir ke Mentawai tahun ini, baik dari penerintah pusat dan pemerintah provnsi Sumatera Barat. Dukungan kerjsama dengan berbagai pihak, terutama dengan Perum Perikanan Indonesia, pelatihan, pemberian kapal, serta kerjsama jual beli ikan tentu akan berdampak besar dalam kemajuan Mentawai.
Saya bermimpi, ingin Sikakap ini menjadi pusat ekspor ikan terbesar wilayah barat Indonesia, harap Yudar bersemangat.
Bantuan yang diserahkan dalam acara ini antara lain, dari Kementrian Kelautan melalui program SKPT th. 2017, bantuan kapal ikan 5 GT sebanyak 15 unit, bantuan alat tangkap gilnet millenium 15 unit, Coolbok kapasitas 1 ton 5 unit, Mobil pick up pengangkut es 1 unit, jalan dan talut pelabuhan sepanjang 40 meter.
Bantuan bidang Perikanan Budidaya, penyimpanan infrastruktur di BBAIP Sikakap. Dan bantuan peningkatan produksi budi daya . Sementara bantun dari Pemprov Sumbar, pembanguan rumah nelayan 8 unit, pembangunan pasar ikan, pabrik es kapasitas 15 ton 1 unit dan pembangunan jalan dan drainase. (red)
Discussion about this post