KOTAWARINGIN TIMUR – Ritual Tiwah merupakan salah satu ritual keagamaan Suku Dayak di Pulau Kalimantan yang masih dilaksanakan hingga saat ini.
LIDIKNEWS.CO.ID – Ritual ini merupakan upacara adat kematian sekaligus ritual sakral terbesar bagi Suku Dayak Ngaju. Dikatakan terbesar karena Tiwah melibatkan sumber daya dan pendanaan yang besar serta waktu penyelenggaraan yang memakan waktu yang lama.
“Ritual Tiwah merupakan upacara kematian yang digelar untuk seseorang yang sudah meninggal dan dimasukkan ke dalam Runi atau peti mati”, kata Nelson U Rean panitia penyelenggara ritual tersebut, Minggu (5/06).
Menurut Nelson, acara ritual yang diselenggarakan di Desa Pundu Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur ini adalah merupakan Tiwah massal, karena dalam penyelengaraannya memakan waktu satu bulan dan ada 58 almarhum yang diangkat tulangnya.
“Hewan yang dipersiapkan untuk keperluan ritual ini jumlahnya cukup banyak, yaitu 7 ekor sapi dan 2 ekor kerbau.”
“Tujuan ritual ini adalah untuk meluruskan perjalanan Salumpuk Liau (almarhum) menuju Lewu Tatau (surga) dalam konsep kematian Dayak Ngaju yang menganut agama Hindu Kaharingan, selain itu juga sebagai prosesi buang sial bagi keluarga yang ditinggalkan”, jelas Nelson.
“Bagi mereka kematian merupakan tahap awal manusia mencapai dunia kekal abadi yaitu dunia roh. Manusia yang sudah meninggal akan berganti wujud menjadi arwah yang mereka sebut dengan nama Liau atau Liaw”, lanjutnya.
“Ritual Tiwah massal yang dipimpin oleh Apriadi selaku Pisor ini diselenggarakan atas kerjasama serta kesepakatan seluruh anggota keluarga almarhum, tanpa ada dukungan dari pihak lain”, tutup Nelson.
Sumber : Tommy
Discussion about this post