Lingga (Kepri), Lidiknews.co.id – Dua rumah warga daerah pesisir pantai Kampung Boyan wilayah Desa Batu Berdaun Kecamatan Singkep hancur di amuk gelombang pasang air laut, kejadian ini kerap terjadi dua kali dalam pertahunnya tepatnya di musim Utara dan sekarang ini dimusim Selatan.
Musibah naas yang terjadi tadi malam tepatnya memasuki malam ke empat lebaran Idul Fitri 4 Syawal 1439 H, menimpa dua buah rumah warga RT.001/RW.005 Kampung Boyan Desa Batu Berdaun, masing-masing rumah milik Ropiah (56) seorang Janda, dan rumah milik orang tua Iwan (40) yang bekerja sebagai buruh serabutan sekaligus menjadi tulang punggung keluarga.
Dari hasil pantauan langsung awak media dan konfirmasi kepada kedua pemilik rumah yang hancur dihantam gelombang menjelaskan, “kejadiannya tadi malam tepatnya minggu malam Senin (18/06) sekira pukul 01.00 wib, saat air laut pasang penuh disertai ombak besar yang langsung menghantam rumah kami, akibat Irosi pasir pantai yang menyebabkan rumah kami langsung hancur,” jelasnya. Senin siang (18/06).
Selanjutnya dikatakan Ropiah (56) janda ibu dari 6 anak yang kesehariannya bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT), mengaku akibat rumah tempat tinggalnya hancur dihantam gelombang, sekarang terpaksa tinggal ditempat anaknya. Lain lagi dengan Iwan bersama ibu dan adiknya yang cacat mental, dibantu ketua RW dan warga sekitar membangun rumah asal dapat berlindung dari hujan dan panas saja.
Masih ditempat yang sama, beberapa tokoh masyarakat setempat mengatakan, “Ini bukan kejadian baru, namun boleh dikatakan sejak beberapa tahun belakangan tepatnya sejak dibangun “Tanggul Pemecah Ombak” diwilayah pantai Dabo Lama, sejak itulah wilayah pantai lokasi pemukiman kami mengalami Irosi pantai yang sangat parah, dan hal seperti ini terjadi dua musim dalam setahun tepatnya musim Utara dan musim Selatan seperti sekarang ini.
Sampai saat ini kita juga tidak tahu gimana dengan proyek pemecahan ombak yang katanya menggunakan anggaran dana pusat itu, apakah masih berlanjut atau hanya sebatas itu saja yang jelas dampak dari proyek yang dibangun beberapa tahun belakangan, sudah menimbulkan akibat buruk untuk wilayah pemukiman kami, ucapnya.
Mirisnya, musibah yang menimpa rusaknya dua rumah warga Kampung Boyan yang dihantam gelombang pasang, seakan-akan tidak mendapat respon sama sekali oleh Riono selaku ketua DPRD Kabupaten Lingga.
Pasalnya disebutkan salah satu perwakilan tokoh masyarakat setempat yang tidak mau disebutkan namanya, “sebelum kelokasi ini, saya mendatangi rumah ketua DPRD Lingga bertujuan untuk mengajak sama-sama turun ke lokasi kejadian, sayangnya kedatangan saya tidak dapat respon positif, parahnya kehadiran saya tidak dapat bertemu langsung dengan ketua DPRD dengan alasan masih tidur, pungkasnya.
Sampai berita ini diunggah, Riono selaku ketua DPRD Kabupaten Lingga belum bisa dikonfirmasi pewarta terkait tanggapan nara sumber media ini. (LN/ZUL).
Discussion about this post