BATAM (KEPRI)- Kegiatan Lawatan Sejarah Daerah (Laseda) yang digelar Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepri dibuka Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Batam, Ardiwinata di Hotel Golden View, Batam, Senin (8/4) malam.
LIDIKNEWS.CO.ID- Dalam seminar sejarah menghadirkan dua narasumber kunci, Dr Ahmad Dahlan yang mengupas tentang sejarah Melayu, sedangkan narasumber lainnya, Samson Rambah Pasir mengupas sejarah Batam.
Acara pembukaan Laseda 2019 dihadiri Kasubag TU BPNB Kepri, Dwi Sobuwati, Kasi Pembinaan SMA Dinas Pendidikan Kepri, Adi Maja, budayawan Samson Rambah Pasir, Kasi Sejarah Disbudpar Batam, Weni. Peserta Laseda sebanyak 80 orang yang terdiri dari pelajar SMA sederajat se-Batam, ditambah enam finalis lomba karya tulis sejarah lokal dari empat provinsi wilayah kerja BPNB Kepri mencakup Kepri, Riau, Jambi dan Babel.
Dalam sambutannya, Adiwinata memberikan apresiasi pada BPNB Kepri yang menggelar acara yang konsepnya sangat bagus dalam merangsang para pelajar mencintai sejarah. “Kalau perlu acara seperti ini jangan sekali setahun. Bisa sekali tiga bulan,”kata Ardi.
Kadisbudpar Batam, Ardiwinata, Kasubag TU BPNB Kepri, Dwi Sobuwati dan para undangan dalam pembukaan Laseda 2019 di Hotel Golden View, Batam.
Usai acara pembukaan dilanjutkan dengan seminar sejarah yang menghadirkan Dr Ahmad Dahlan dipandu Anastasia Wiwik Swastiwi P.hD dari BPNB Kepri. Dahlan menguraikan panjang lebar Kemaharajaan Melayu yang dulunya pernah jaya, seperti Melaka dan Johor yang kekuasaannya mencakup wilayah yang hari masuk wilayah Malaysia, Singapura sampai Kepri dan Riau. “Mari kita mencintai sejarah. Jadi sejarawan itu tak boleh berbohong karena kebohongan yang dibuat berdampak pada generasi selanjutnya. Kita sampai saat tidak tahu dimana makam Nong Isa. Kalau tidak tahu bilang tidak tahu, jangan sok tahu,”kata Dahlan.
Rabu (9/4) pagi dilanjutkan dengan sesi seminar kedua menghadirkan Samson Rambah Pasir. Ia lebih fokus memaparkan Sejarah Batam dengan titik fokus pada pesejarahan Nong Isa dan Temenggung Abdul Jamal. “Apa kiprah mereka, adik-adik harus tahu. Bagaimana peran mereka di masa lampau,”kata Samson.
Ia sepakat dengan pendapat Dr Ahmad Dahlan, perihal makam Nong Isa yang sampai saat itu belum ditemukan. Ada kemungkinan makamnya yang berada di tepi pantai terkena abrasi sehingga makamnya hilang.
Ada juga pendapat, Nong Isa meninggalkan karena meledak dalam kapal yang memuat mesiu dan mesiunya meledak sehingga nyawanya tidak bisa diselamatkan. Selain Samson Rambah Pasir, Kepala BPNB Kepri, Toto Sucipto juga memberikan penjelasan kekayaan budaya yang ada di wilayah BPNB Kepri. Ia memotivasi anak-anak agar lebih mencintai sejarah.
Tidak hanya seminar sejarah, enam finalis lomba karya tulis sejarah melakukan presentasi dihadapan tiga dewan juri dan peserta laseda, Rabu (9/4) kemarin. Tiga dewan juri masing- masing Muhammad Iqbal (Batam Pos), Anastasia Wiwik Swastiwi (BPNB Kepri) dan Weni (Disbudpar Batam).
Sumber/poto : R/RED
Discussion about this post