BINTAN (KEPRI)- Ditengah merebaknya virus Corona di Indonesia, tidak mengurangi semangat petani di Kabupaten Bintan untuk tetap giat turun ke lahan memanen buah semangka. Berada di atas lahan seluas 1,6 hektar, panen semangka dengan varietas Inul F1 terpedo kembali berhasil dilakukan Sofian, Kelompok Tani (Poktan) Makmur, rilis pada media ini Jum’at 8 Mei 2020.
LIDIKNEWS.CO.ID- Kelompok Makmur ini merupakan kelompok yang seberapa kali mendapatkan pendampingan teknologi dari BPTP Kepri. Rata- rata buah semangka yang dipanen Sofian ini berukuran 2 hingga 6 kg. Walau hasil cukup melimpah, namun Sofian mengaku selalu ingin memperbaiki kualitas tanaman buah semangka yang ditanamnya. Di lahan seluas 1,6 hektar Sofian sudah dapat memanen total hingga sekarang 15 ton.
Sofian menyebut, para petani semangka di Bintan biasanya cukup dengan lahan satu hektare setengah, sudah dapat menghasilkan panen buah semangka sebanyak 30 ton lebih dengan kondisi baik. “Jadi jika ditekuni dengan baik, hasilnya lumayan besar dengan lahan 1,6 hektar,” ujarnya, Selasa
Sofian juga menyebutkan,hasil panen buah semangka ini diserbu pedagang baik dari kota Tanjungpinang, Batam dan dari Bintan sendiri. Para pedagang yang ingin membeli hasil panen semangka, rata-rata pedagang datang langsung ke kebun. Untuk harga semangka yang ditawarkan untuk di jual per kilogramnya saat ini tembus Rp 3000 hingga Rp 3500.
Tanaman semangka bisa tumbuh subur dan menghasilkan buah yang banyak ini juga berkat ketekunan dan perawatan yang baik. “Salah satunya karena mendapatakan pengairan yang cukup, sehingga hasilnya baik. Selain itu tekstur tanah Bintan khususnya di desa Toapaya bintan ini cucok ditanami buah semangka,” terangnya.
R. Catur Prasetiyono, SP., S.St., didampingi Lutfi Humaidi, M.Sc. selaku Penyuluh BPTP Kepri yang berkunjung ke Poktan Makmur menyebutkan, biasaya kalau panen buah termasuk semangka di bulan puasa Ramadhan seperti sekarang ini, harganya lumayan bagus. Karena Ramadhan tahun ini di tengah masa pandemi Covid-19, yang menjadikan umat muslim yang sedang menjalankan ibadah tidak ke luar rumah, mengikuti himbauan pemerintah. Hal ini salah satu faktor harga semangka musim Ramadhan tahun ini kurang menggembirakan. Tapi semoga petani tetap mendapatkan berkah.
“Hanya saja hasil budidaya yang masih belum bisa optimal ini perlu adanya sentuhan teknologi. Perlu juga teknologi terapan untuk mengolah semangka menjadi olahan yang akan meningkatkan nilai tambah, sehingga pada saat panen raya harganya tetap stabil,” tuturnya Catur.
Sumber dan Poto : R/Red
Discussion about this post