Tanjungpinang (Kepri), Lidiknews.co.id- Gubernur Kepri H Nurdin Basirun mengatakan bahwa belajar tentang agama merupakan keharusan yang wajib ditempuh manusia sebagai umat islam. Terutama bagi generasi penerus. Penanaman pengetahuan keagamaan sangat dibutuhkan ditengah modernitas dan kompleksitas dalam kehidupan.
“Dengan itu maka benteng yang ada didalam diri akan semakin tertanam kokoh sebagai bekal menjalani kehidupan,” kata Nurdin saat Subuh Akbar bersama Ustadz Abdul Somad (UAS) di Masjid Raya Nur illahi, Pulau Dompak, Tanjungpinang. Rabu (8/8).
Hadir pada kesempatan itu, Wakil Gubernur Kepri H Isdianto, Kapolda Kepri Irjen Pol Didid Widjanardi, Sekdaprov HTS Arif Fadillah pada subuh akbar tersebut.
Nurdin menyampaikan rasa terimakasih kepada UAS yang hadir mengisi tausiyah. Gerakan subuh berjemaah ini diharapkan menjadi budaya yang konsisten dan salah satu bentuk gerakan fisabilillah masyarakat Kepri.
“Ribuan terima kasih kepada beliau (Ustadz Abdul Somad, red) yang sudi mensyiarkan islam di tempat kami. Semoga ini tidak hanya seremonial saja. Tetapi menjadi rutinitas setiap hari,” harap Nurdin.
Nurdin menambahkan bahwa ajakan untuk menunaikan safari subuh berjamaah ini juga bertujuan untuk merangkul semua elemen. Dengan itu diharapkan dapat mendukung visi misi yang dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi Kepri.
“Lewat safari subuh berjemaah ini, Pemerintah memanfaatkan momen untuk menjadi wadah dialog dengan stakeholder dan masyarakat,” tambah Nurdin lagi.
Menurut Nurdin, dengan berjamaah maka komunikasi akan terjalin, masyarakat dapat langsung menyampaikan keluh kesah tentang pembangunan apalagi turut hadir Kepala OPD beserta ASN Provinsi.
“Sehingga ketika ada warga yang memiliki permasalahan dan ingin disampaikan, bisa langsung dibicarakan setelah sholat dan bertatap muka langsung,” tutup Nurdin.
Dalam kajiannya pada subuh ini, UAS mengambil tema “Bersihkan hati, jauhi fitnah dan riba untuk pembangunan Provinsi Kepri”.
UAS mengatakan jika segempal hati itu tidak baik maka tidak baik pula perilaku. Begitupun sebaliknya jika baik maka baik pula dan semakin mudah melihat datangnya hidayah didalam diri.
“Dengan berzikir laillahaillallah untuk membersihkan kan hati dari kotoran, dengan mulut mengucap, mata konsentrasi dan niat ke allah SWT,” ujar UAS.
Kemudian UAS mengatakan bahwa kebenaran yang hakiki ada pada hati yang bersih untuk mendapat kan saryiat, tarikat, hakikat, maqrifat dari Allah, mana hak mana yang bathil.
“Kalau hati kotor niat sudah menjadikan fitnah, karena apa pun puncak nya tetap busuk hati berbuat,” lanjut UAS.
UAS mengatakan bahwa hal ini patut dijadikan intropeksi diri agar terlepas dari busuknya hati, kesombongan, keangkuhan dengan kita beristigfar.
“Dan jangan kita selalu ragu-ragu kepada orang atau berprasangka buruk, karena tidak semua sikap yang seperti itu benar. Selalu lah husnuzon kepada sesama,” tambah UAS. (LN/RLS/JET)
Discussion about this post