JAKARTA – Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengunjungi Universitas Tasmania dalam kunjungan kerjanya di Australia. Di sana, dia melihat langsung budidaya lobster yang dikembangkan para peniliti universitas yang berdiri sejak tahun 1890 itu.
LIDIKNEWS.CO.ID- Universitas Tasmania melalui Institut Studi Kelautan dan Antartika (IMAS) berhasil mengembangkan budidaya lobster setelah melewati 20 tahun penelitian. Proses budidayanya bahkan dari telur ke puerulus (benih) hingga menjadi lobster dewasa.
“Ini kemajuan, karena selama ini belum ada yang bisa melakukan budidaya lobster sampai bisa dikembangkan-biakkan. Saya pikir Indonesia harus pelajari ini,” ujar Menteri Edhy dalam rilis resmi KKP, Jum’at 28 Pebruari 2020).
Hasil budidaya oleh para peneliti IMAS, sambung Edhy, menjadi jawaban bahwa lobster tidak akan punah. “Di sini sudah dijawab langsung oleh ahlinya. Beliau sudah meneliti 20 tahun. Hal lain yang menjadi penting, bagaimana berbudidaya lobster yang baik,” urai Edhy di sela kunjungannya di laboratorium hatchery lobster IMAS.
Budidaya memang menjadi sektor yang sedang digarap serius oleh Kementerian Kelautan Perikanan. Khusus untuk budidaya lobster, menurut Edhy sangat menjanjikan karena punya nilai ekonomi tinggi. Di samping itu, Indonesia punya potensi besar karena memiliki benih sekaligus indukan.
Dalam mengembangkan budidaya lobster, lanjut Edhy, perlu sinergi dan komitmen yang kuat antara pemerintah, nelayan, pembudidaya, dan pelaku usaha. Dengan begitu, nilai tambah ekonomi didapat keberlanjutan lobster pun terjaga.
Untuk bisa merealisasikan budidaya lobster di Tanah Air, Menteri Edhy akan lebih dulu merevisi Permen KP 56/2016. Draftnya sudah finalisasi tinggal menyampaikan ke Menko Maritim dan Investasi serta Presiden.
“Karena revisi Permen ini muncul atas aspirasi masyarakat. Mulai dari nelayan, ahli lingkungan, pelaku usaha. Mayoritas setuju budidaya. Intinya ada pemanfaatan dan diawasi dengan baik,” pungkas Edhy.
Selain mengunjungi laboratorium hatchery lobster, Menteri Edhy juga diajak berkeliling melihat simulator kapal penangkap ikan, hatchery salmon dan abalone, serta berdiskusi dengan para peniliti. Di samping itu, Menteri Edhy menyaksikan MoU di bidang kelautan dan perikanan antara KKP dan Universitas Tasmania.
Sementara itu, budidaya lobster sejatinya sudah berjalan di sejumlah tempat di Indonesia, salah satunya di Lombok Timur. Hanya saja, budidaya di Lombok Timur konsepnya pembesaran dari benih hingga lobster dewasa. Belum sampai tahap pembenihan (hatchery).
Seorang pembudidaya lobster di Lombok Timur, Abdullah, mendukung langkah budidaya lobster di Indonesia. Abdullah yang menggeluti bidang ini sejak 4 tahun terakhir, mengaku budidaya lobster mengubah kehidupan masyarakat di kampungnya.
“Gara-gara budidaya lobster, anak-anak di sini bisa sampai kuliah. Orang-orang yang tadinya jadi TKI, juga memiliki pulang kampung. Jadi budidaya lobster ini sangat menjanjikan,” akunya.
Sumber dan Poto : Biro Humas dan Kerja Sama Luar Negeri/Iyan
Discussion about this post