JAKARTA- Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) mengerahkan KRI Spica-934 untuk melaksanakan survei hidro-oseanografi di area lintas laut strategis nasional yang menghubungkan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I dan ALKI II, yaitu di sebelah timur laut Pulau Bawean.
LIDIKNEWS.CO.ID- Survei ini dilakukan guna memutakhirkan data di perairan tersebut untuk menjamin keselamatan bernavigasi di sepanjang area lintas laut strategis nasional tersebut sebagai salah satu wujud tanggung jawab Indonesia sebagai negara kepulauan.
Senin 16 Maret 2020, Kepala Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Kapushidrosal) Laksamana Muda TNI Dr. Ir. Harjo Susmoro, S.Sos., S.H., M.H, menyampaikan bahwa survei hidro-oseanografi yang dilakukan Pushidrosal di sebelah timur laut Pulau Bawean ini bertujuan untuk pemutakhiran dan pengumpulan data Hidro Oseanografi perairan tersebut pada Sabtu 14 Maret 2020 kemaren.
“Area tersebut terpetakan pada Peta Laut Indonesia No. 66 masih merupakan data survei jaman Belanda tahun 1925 yang wajib diperbarui sebagaimana tindak lanjut tuntutan International Maritime Organization (IMO).” Kata Kapushidrosal.
Pushidrosal sebagai pelaksana pemerintah dalam penyediaan peta navigasi pelayaran dan data serta informasi pendukung, secara terstruktur baik secara ruang dan waktu, secara berlanjut melakukan pemutakhiran data dan informas di seluruh perairan Indonesia.
“Salah satu alur pelayaran tersebut yaitu di sebelah timur laut Pulau Bawean yang merupakan area lintas laut strategis Nasional yang menghubungkan ALKI I DAN ALKI II” jelas Kapushidrosal.
KRI Spica-934, kapal jenis Multi Purpose Research Vessel (MPRV) dengan komandan Letkol Laut (P) Hengky Iriawan S.T ini, melaksanakan pengukuran kedalamanan laut dengan peralatan MultiBeam Echosounder EM2040, investigasi bahaya pelayaran, verifikasi SBNP (Sarana Bantu Navigasi Pelayaran), Pengukuran pasang surut, pengukuran pergerakan arus laut dengan menggunakan ADCP, pengukuran parameter Meteorologi dengan menggunakan AWS, pengambilan data CTD (Conductivity Temperature Depth), pengambilan contoh air laut dan dasar laut (Grab Sampling) serta memverifikasi penamaan Geografi (Toponimi).
Agar metode pelaksanaan survei yang dilaksanakan yang sesuai dengan standar IHO (International Hydrographic Organization), Survei ini telah diinspeksi tim Inspeksi Pushidrosal yang di pimpin oleh Koorsahli Pushidrosal Kolonel Laut (P) Amril, ST yang didampingi oleh Wadan Satsurvei Pushidrosal, Letkol Laut (P) Priyo Dwi Saputro, ST untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan survei dan capaiannya serta berbagai kendala yang dialami selama berlangsungnya Opssurta tersebut.
Sumber dan poto : Kadisinfolahta/Redaksi
Discussion about this post