Bukittinggi (Sumbar), Lidiknews.co.id- Pendidikan usia dini telah dimulai sejak seseorang mencari pasangan, yang harapkan tidak dalam persaudaraan yang dekat, beragama seiman yang baik, sehingga tingkat kecerdasan kepribadian anak dalam keluarga akan lebih mudah dibentuk.
Hal ini disampaikan Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno pada acara Seminar Membangun Karakter Sumber Daya Manusia Sejak Dini Indonesia Hebat, dalam peringatan 73 tahun Lembaga Penyiaran Publik (LPP Radio Republik Indonesia (RRI), di Bukittinggi, Jum’at (7/9/2018).
Lebih lanjut Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menyampaikan, bayi yang baru lahir memiliki potensi kebenaran, kejujuran, kecerdasan, ketaatan itu yang namanya fitrah. Memang ada terori barat yang menyatakan bayi baru lahir ibarat kertas putih, tergantung siapa yang membentuknya untuk jadi apa.
Tetapi itu tidaklah benar keseluruhan , istilah kertas putih dapat dimaknai dengan sosok yang suci dan bersih akan tetatpi siapa yang membentuk akan jadi apa itu yang tidak tepat karena dalam Islam, bayi baru lahir memilik fitrah diri Ketuhanan, keyakinan adanya Allah yang Maha Pencipta.
Makanya kita sebagai orang tua, keluarga dan lingkungan hanya berupaya membentuk karakter anak, seperti sebuah pohon yang masih kecil apakah ingin batang jadi lurus dan tinggi, bercabang atau berkelok-kelok. Pendidian karakter inilah yang menjadikan seseorang itu seperti apa dimasa depannya.
Pentingnya pendidikan karakter diusia dini merupakan sesuai yang mudah untuk pendidik dan mengembangan potensi diri anak dengan ajaran yang tepat melatih dirinya, ungkap Irwan Prayitno.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno juga menyampaikan, disaat remaja usia 13 tahun, dewasa dan sudah tua, jika ingin membentuknya aka terasa susah memperbaiki karena sudah jadi kebiasaan.
Seseorang yang perokok susah merubah kebiasaan untuk tidak merokok lagi. Seorang yang suka main diwarung agar bisa datang ke masjid susah merubah kebiasaan itu walaupun bisa berubah tetapi susah .
Ibarat betung bambu sudah keras dan liat sekali. Karena betapa pentingnya pendidikan karakter di usia dini untuk dapat memaksimal potensi kebaikan dan kebenaran dalam dirinya.
Orang yang tidak pernah diajari mengaji tidak akan bisa disuruh mengaji, karen dimasa usia dini tidak pernah di goret untuk mengaji. Karena pendidikan karakter mesti menjadi bahagian dari pola dari setiap orang tua bapak dan ibunya, keluarganya, dan lingkungan tempat tinggalnya, seseorang mampu menjalankan fitrah yang telah diberikan Allah, terang Irwan Prayitno.
Ketua Dewan Pengawas LPP RRI, Haryo Kuncoro dalam kesempatan itu menyampaikan, diusia RRI ke 73, RRI ingin berperan peduli dalam membangun karakter Manusia Indonesia Hebat.
Pendidikan karekter amat penting menjadi fokus dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dimana dibeberapa kejadian saya melihat masyarakat kita mulai merupakan hal yang penting dalam hidup.
Seperti taat aturan, disiplin diri, serta menghargai nilai-nilai norma yang ada termasuk nilai-nilai nasionalisme. Kita miris di Jawa Tengah ada seorang guru SD yang melarang anak muridnya menghormati bendera kebangsaannya merah putih . Apa dia tidak tahu betapa merah putih berkibar itu merupakan perjuangan para suhada, tetes keringat, darah dan air mata, ungkapnya
Hasto juga menyampaikan saat ini ada dunia negara Filandia dan Demark yang memiliki indek kebahagian tertinggi di dunia dan kedua negara tersebut tidak ada lagi prilaku korupsi. Sepeda kita taruh didepan rumah atau dijalanan tidak akan hilang karena masyarakat tahu itu bukan miliknya.
Hal ini diakui bahwa mereka telah mengajarkan anak-anak mereka sejak dini untuk toleran, berbuat kebaikan, berbudi pekerti dan hal-hal prilaku saling menghargai satu sama lain.
Kita berharap di Indonesia juga dapat tumbuh subur hal-hal seperti itu karena budaya ketimuran kita cukup baik dalam mempersatukan bangsa ini. Pendidikan karakter akan menjadi siaran khusus RRI untuk memwujudkan anak-anak Indonesia yang berkarakter dan berjiwa nasionalis kepada bangsa. (RLS/LN01)
Discussion about this post