JAKARTA, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo meninjau aktivitas bongkar muat ikan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman, Jakarta Utara, Selasa 7 April 2020. Menteri Edhy meminta pelaku usaha perikanan tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) di tengah kondisi tak biasa imbas wabah Covid-19.
LIDIKNEWSCO.ID- Menteri Edhy didampingi Dirjen Perikanan Tangkap KKP, M. Zulficar Mochtar semula berinteraksi dengan para ABK yang sedang menurunkan ikan dari kapal-kapal yang bersandar di pelabuhan. Kondisi kesehatan hingga situasi melaut ditanyanya ke para ABK. Dia juga meminta ABK untuk tetap jaga kesehatan, mengenakan masker, dan rutin cuci tangan sebagai upaya terhindar dari Covid-19. Ujar Menteri Edhy pada media ini Rabu 8 April 2020.
Setelahnya, Menteri Edhy berbincang dengan pelaku usaha yang juga berada di pelabuhan. Saat itulah, Edhy meminta pelaku usaha tidak melakukan PHK terhadap pekerja perikanan meski diakuinya situasi ekonomi sedang sulit.
“Tolong jangan ada PHK,” ujar Menteri Edhy.
Menteri Edhy menjelaskan, KKP tengah mengupayakan hasil perikanan tangkap maupun budidaya bisa terserap pasar sehingga nelayan, pembudidaya serta pelaku usaha tak rugi dan produksi tetap berjalan. Pihaknya juga sudah mempermudah izin sektor perikanan tangkap menjadi lebih cepat dan efisien melakui aplikasi SILAT.
“Kemudahan izin sudah kami beri, ada aplikasi SILAT. Apa lagi yang bisa membantu proses produksi lebih maksimal? Kami siap bantu asal itu tidak menyalahi aturan. Tolong ya jangan ada PHK,” harapnya.
Menanggapi permintaan tersebut, para pelaku usaha mengiyakan. Mereka mengaku tetap berproduksi sehingga sangat kecil kemungkinan terjadi PHK terhadap para pekerja termasuk ABK. Malah di tengah pandemi Covid-19 hasil tangkapan cenderung mengalami kenaikan. “PHK tidak karena kami tetap berproduksi. Cuma khawatirnya kalau lockdown,” aku James.
Sementara itu, kapal yang bongkar muat ikan sepanjang hari kemarin 7 April 2020 mencapai 27 unit dengan komoditas diantaranya tuna, cakalang, tongkol, ikan demersal dan cumi. Menurut Kepala PPS Nizam Zachman, Rahmat Irawan, nilai tangkapan ini diperkirakan mencapai Rp12 miliar.
Rahmat juga mengakui, ikan hasil tangkapan yang masuk PPS Nizam Zachman cenderung meningkat di masa-masa pandemi Covid-19, seiring peningkatan kapal yang berlabuh. Dia menduga dua kemungkinan, yakni menjelang puasa dan berkurangnya isi cold storage milik pelaku usaha.
“Kemungkinan karena menjelang puasa membuat kapal berlomba-lomba kembali pelabuhan untuk bongkar muat. Kemungkinan lain, ada kaitan dengan cold storage. Karena sebelum covid-19, tingkat ekspor cukup tinggi sehingga ada penurunan stok ikan di coldstorage,” urai Rahmat.
Menurunnya jumlah stok di cold storage menjadi angin segar bagi pelaku usaha, karena ikan-ikan yang masuk pelabuhan dapat terserap pasar atau dapat disimpan di cold storage sampai ada permintaan. “Ini membuat harga terjaga. Setidaknya ada margin keuntungan yang didapat,” pungkas Rahmat.
Sumber dan Poto : R/Iyan/red
Discussion about this post