LINGGA- Tarian Zapin adalah salah satu tarian khasanah (kekayaan) melayu. Kata zapin sendiri berasal dari bahasa arab yaitu ”Zappan” yang artinya penari dan ”Al Zapin” yang berarti gerak kaki. Tarian yang kental dengan pengaruh budaya arab ini bisa dinikmati kalau mengunjungi kepulauan Lingga.
LIDIKNEWS.CO.ID- Tarian Zapin biasanya ditampilkan di acara-acara tertentu atau pegelaran budaya. Tarian zapin memiliki banyak ragam gerak tariannya, walaupun pada dasarnya gerakan dasar zapinnya sama, dan pada prinsipnya tarian ini bersifat edukatif namun di tampilkan dengan kemasan yang menghibur.
Syair-syair lagunya cukup kental dengan nuansa dakwah islam. Adapun musik penggiringnya terdiri dari dua alat utama yakni, alat musik petik gambus dan tiga buah alat musik tabuh berupa gendang kecil yang kerap disebut marwas.
Menurut tokoh adat dan juga sekaligus menjabat Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Kecamatan Singkep Barat, Kabupaten Lingga, Mohtar Cek Abas menjelaskan bahwa, “Meskipun saat ini budaya tari Zapin sudah hampir hilang disetiap kegiatan acara resmi di kabupaten Lingga, namun yang dipercayakan sebagai salah satu tokoh adat melayu, Tarian Zapin ini sangat perlu sekiranya dilestarikan,” ucapnya saat dikonfirmasi melalui via handphone seluler, Senin 30 Nopember 2020 sekitar pukul 16.20 Wib.
Tari Zapin merupakan salah satu tarian bernuansa islami dan wajib di kembangkan kembali, dan ditampilkan pada setiap kegiatan acara-acara besar, seperti pada acara sambutan kunjungan para pejabat, acara persepsi pernikahan dan lain sebagainya.
Selain menampilkan tarian persembahan sekapur sirih yang menjadi ciri khas kabupaten Lingga yang lebih dikenal dengan Negeri Bunde Tanah Melayu ini, hendaknya Tarian Zapin juga dapat disertakan menjadi salah satu tarian pengisi atau persembahan disetiap kegiatan acara resmi, itu harapan kita kedepannya, papar Mohtar.
Ia juga menambahkan bahwa, untuk melestarikan budaya Tari Zapin yang saat ini hampir hilang keberadaannya di Negeri Bunda Tanah Melayu ini. Besar harapan kita kepada pemerintah kabupaten (Pemkab) Lingga melalui Dinas Kebudayaan agar bisa bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Lingga agar dapat saling bisinergi dan bekerja sama guna melestarikan budaya Tari Zapin yang seakan hampir hilang dari Negeri Bunda Tanah Melayu kita ini.
Selanjutnya, mengingat Tari Zapin juga masuk sebagai budaya Melayu yang bernuansa islami, hendaknya Dinas Pendidikan Kabupaten Lingga kiranya Bisa menjadikan sebagai pelajaran tambahan/exstra kurikuler bidang kesenian. “Insya Allah dalam waktu dekat ini kita dari pihak LAM perwakilan kecamatan akan mencoba duduk bersama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Lingga guna membahas dan berharap Tarian Zapin dijadikan pelajaran tambahan bidang budaya di sekolah,” pungkas Mohtar.
Ditempat dan waktu terpisah, saat dikonfirmasi prihal yang sama (Tarian Zapin-red). Ketua LAM Kecamatan Singkep Selatan, Maizir, berharap hal yang sama dalam hal ini terkhusus Pemkab Lingga agar dapat sekiranya saling bisinergi membudayakan Tarian Zapin yang mana benar saat ini bisa dikatakan hampir hilang keberadaannya, sementara kita bersama tau rentak Tarian Zapin seyogyanya sangatlah menarik apa lagi merupakan satu-satunya tarian bernuansa Islami.
“Tari Zapin ini harus kita lestarikan kembali, hal ini dilakukan agar setiap yang namanya budaya Negeri Bunda Tanah Melayu peninggalan sejarah sebagai warisan turun temurun Budaya Melayu tetap terjaga seutuhnya dengan baik,” ucap Maizir.
Disinggung dikonfirmasi terkait harapan dan pandangannya (Maizir-red) menambahkan, saat ini untuk wilayah Kecamatan Singkep Selatan Alhamdulillah setelah ditelusuri ternyata masih ada satu orang dari sekian banyak warga masyarakat Singkep Selatan khususnya di Desa Resang, sangat mahir dan Pasif mengenai Tarian Zapin tersebut.
“Alhamdulillah ternyata masih ada satu orang namanya Sahar, yang paham dan mengerti tari Zapin ini. Dan Insya Allah beliau akan kita jadikan sebagai pelatih nantinya, hanya saja saat ini kita lagi memikirkan bagaimana mikanismenya agar dalam melatih anak-anak nanti beliau mendapat berupa imbalan jasa dengan berbagi ilmu yang terkait dalam melestarikan budaya Tari Zapin ini”, pungkas Maizir.
Sumber : Zulkarnaen
Discussion about this post